wb_sunny

Breaking News

Selamat Datang di Kasih.news, Portal Berita Filantropi dan Barometer Komunikasi Kedermawanan | Inisiatif Kebaikan Kasih Lembaga Atau Perusahaan Anda Ingin Dikenal Lebih Luas? Terbitkan di Sini Sekarang! Hubungi Kita di kasihnews@medianetwork.my.id | 081288284898

Di Balik Bingkisan Ramadhan: Cerita Perjuangan Dai dan Makna Kolaborasi UNAIR-BMH

Di Balik Bingkisan Ramadhan: Cerita Perjuangan Dai dan Makna Kolaborasi UNAIR-BMH


LEMBAGA
Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) bersama Universitas Airlangga  (Unair) Surabaya menghadirkan pembagian paket lebaran untuk dai, Kamis (27/3/2025). Ini adalah momen penuh makna, di mana kehangatan hati bertemu dengan dedikasi luar biasa.

Prof. Ely Munadziroh, seorang akademisi senior di UNAIR, berdiri di depan kerumunan kecil. Suaranya terdengar lembut namun tegas saat ia mulai berbicara. 

“Para dai adalah garda terdepan dalam membimbing umat,” katanya sambil menatap wajah-wajah yang hadir. 

“Mereka bekerja tanpa pamrih, bahkan di tempat-tempat yang sulit dijangkau. Hari ini, kami ingin mengucapkan terima kasih atas dedikasi mereka.”

Semangat Tak Pernah Pudar

Salah satu dai yang hadir adalah Ustadz Septian, seorang dai dengan senyum hangat yang tak pernah pudar meski hidupnya penuh tantangan. 

Setiap hari, ia harus menempuh jarak belasan kilometer menggunakan motor tua untuk sampai ke lokasi dakwahnya. Terkadang, jalan yang dilaluinya licin karena hujan, atau debu tebal mengepul saat musim kemarau.

“Bingkisan ini sangat berarti bagi saya,” ujar Ustadz Septian, suaranya bergetar ketika ia menerima kotak berisi bahan pokok dan perlengkapan lainnya. 

Matanya berkaca-kaca, namun ia segera menunduk agar tak terlihat. 

“Kami kadang hanya fokus pada bagaimana cara menyampaikan pesan kebaikan kepada umat, tapi jarang memikirkan diri sendiri. Ketika ada yang peduli seperti ini, rasanya… seperti ada orang-orang yang juga memperhatikan perjuangan kami.”

Pentingnya Dukungan Kepada Dai

Di sisi lain, Imam Muslim, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan BMH Jawa Timur, mengangguk pelan. Ia sendiri pernah menyaksikan langsung betapa beratnya menjadi dai di daerah terpencil. 

“Saya ingat dulu, menyaksikan seorang dai, saat pertama kali ditugaskan di desa kecil tanpa listrik. Hanya ada lilin sebagai teman setia ketika malam tiba,” kenangnya sambil tersenyum tipis. 

“Namun, pengalaman itulah yang membuat saya paham betapa pentingnya dukungan moril maupun materiil bagi para dai. Kolaborasi dengan UNAIR ini adalah manifestasi nyata bahwa perjuangan mereka tidak dilupakan.”

Di balik bingkisan-bingkisan tersebut, ada lebih dari sekadar barang-barang fisik. Ada doa, harapan, dan rasa syukur yang terbungkus rapi dalam setiap kotak. 

Ada apresiasi mendalam terhadap perjuangan para dai yang tak kenal lelah, serta keyakinan bahwa kolaborasi seperti ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat luas.

“Kami berharap program ini bukan hanya sekadar bantuan sesaat,” tambah Prof. Ely, “tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus mendukung para dai. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang membawa cahaya kebaikan ke sudut-sudut negeri.”

Saat acara usai, Ustadz Septian kembali menyalakan motornya, membawa bingkisan itu pulang ke desanya. Wajahnya tampak lebih cerah, langkahnya lebih ringan. Ia tahu bahwa perjalanan dakwahnya masih panjang, tetapi kali ini, ia merasa tidak sendirian. 

Ada banyak orang di luar sana—akademisi, donatur, relawan—yang mendukungnya, meski mereka tak pernah bertemu langsung.*/Herim

Tags