wb_sunny

Breaking News

Selamat Datang di Kasih.news, Portal Berita Filantropi dan Barometer Komunikasi Kedermawanan | Inisiatif Kebaikan Kasih Lembaga Atau Perusahaan Anda Ingin Dikenal Lebih Luas? Terbitkan di Sini Sekarang! Hubungi Kita di kasihnews@medianetwork.my.id | 081288284898

Ponpes Bany Rohman Kekurangan Air Bersih, BMH Sigap Lakukan Pemetaan Kebutuhan

Ponpes Bany Rohman Kekurangan Air Bersih, BMH Sigap Lakukan Pemetaan Kebutuhan


KASIH.NEWS --
Upaya pemenuhan kebutuhan dasar, khususnya akses air bersih, masih menjadi tantangan signifikan bagi lembaga pendidikan berbasis pesantren di berbagai daerah. Situasi tersebut tampak nyata di Pondok Pesantren Bany Rohman Al-Zazirah, Kabupaten Lebak, yang hingga kini belum memiliki sumber air bersih memadai untuk mendukung kegiatan harian para santri. 

Dalam konteks pendidikan, ketercukupan fasilitas dasar menjadi faktor penting untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran maupun aktivitas keseharian.

Pada bagian awal asesmen yang dilakukan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitulmaal Hidayatullah (BMH) Banten pada Jumat (21/11/ 2025), Pengasuh Pondok Pesantren Bany Rohman Al-Zazirah, Ustadz Wawan Ridwan, mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap kondisi yang dihadapi para santri setiap hari. 

Ia menyampaikan bahwa dirinya kerap khawatir setiap kali para santri pergi mengambil air, mengingat lokasi mata air cukup jauh dan kondisi medannya berisiko. Kekhawatiran serupa juga dirasakan para santri yang setiap hari harus menempuh perjalanan tersebut.

Pesantren yang berlokasi di Kampung Babakan Masjid, Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, ini bergantung pada mata air di tepi sawah sebagai sumber air utama. Para santri harus berjalan kaki menuju lokasi itu, melewati jalur curam yang menjadi licin ketika hujan. 

Ketika volume air sawah meningkat, luapan air turut mengalir ke mata air dan mencemari sumber air yang digunakan sehari-hari. Kondisi ini memengaruhi kenyamanan serta keamanan santri dalam menjalankan kegiatan harian di lingkungan pesantren.

Kendala lain muncul dari kondisi sarana mandi, cuci, kakus (MCK) yang telah mengalami kerusakan. Atap yang mulai lapuk membuat para santri merasa tidak aman ketika menggunakannya. Muhammad Ardiansyah, 9 tahun, menyampaikan bahwa perjalanan menuju mata air kerap membuatnya dan teman-temannya terpeleset atau jatuh. 

“Kalau mau ambil air jauh ke tepi sawah, harus jalan kaki, kadang sampai jatuh,” ujarnya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Muhammad Alviandi, 9 tahun, yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi MCK. “MCK di pondok juga sudah lapuk atapnya, takut roboh kalau ada angin kencang,” katanya.

Viki Agustiana, 9 tahun, menambahkan harapannya agar pesantren dapat segera memiliki fasilitas air bersih yang layak. “Pengen ada sumur bor di pondok dan MCK-nya diperbaiki,” ungkapnya. 

Keinginan para santri tersebut menunjukkan kebutuhan mendesak akan peningkatan infrastruktur dasar demi menjamin keselamatan dan kenyamanan mereka.

Sebagai bentuk respons terhadap kondisi tersebut, BMH Banten melakukan asesmen lapangan untuk memetakan kebutuhan fasilitas air bersih dan sanitasi yang layak. 

Langkah ini menegaskan komitmen lembaga dalam mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan yang masih menghadapi keterbatasan. 

Roni Hayani, Kadiv Prodaya BMH Banten, menjelaskan bahwa asesmen dilakukan sebagai dasar untuk menentukan langkah bantuan yang tepat. 

“Langkah ini penting agar fasilitas dasar seperti air bersih tidak lagi menjadi hambatan bagi mereka untuk belajar dan beraktivitas dengan aman,” ujarnya.

Asesmen ini, Roni menambahkan, menjadi bagian dari upaya berkelanjutan BMH dalam memberikan dukungan bagi masyarakat yang membutuhkan, termasuk pesantren-pesantren yang memerlukan peningkatan fasilitas dasar agar kegiatan pendidikan dapat berlangsung dengan aman dan tertata.

Tags