Ulama Tegaskan Kemerdekaan Palestina Dimulai dari Kemerdekaan Pikiran
KASIH.NEWS — Acara tasyakuran peresmian kantor cabang Amanah Kemanusiaan Global (Amal) Jabodetabek pada Sabtu (16/8/2025) di Serpong, Tangerang Selatan, yang bertepatan dengan momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-80 Tahun, menghadirkan gagasan mengenai dimensi intelektual perjuangan Palestina.
Hadir dalam acara ini pakar tafsir dan sirah Nabi dari LIPIA, Dr. H. Arifin Nugroho, Lc., M.A., serta ulama muda yang juga Penasihat Amal, Dr. H. Fahmi Salim, Lc., M.A., yang keduanya memberikan pandangan akademik terkait pentingnya pendidikan sebagai landasan perjuangan kemanusiaan.
Dalam paparannya, Dr. Fahmi Salim menekankan bahwa persoalan Palestina tidak bisa dilepaskan dari kerangka ilmu pengetahuan.
Menurutnya, kebebasan suatu bangsa tidak akan terwujud jika manusia-manusianya masih terbelenggu oleh cara pandang yang keliru.
“Memerdekakan pikiran dari penjajahan adalah awal kemerdekaan. Sebelum merdeka, manusia harus merdeka,” tegas Fahmi.
Ia menyoroti bahwa gagasan two state solution yang kerap diusung dalam wacana politik internasional merupakan bentuk kesalahan epistemologis.
“Ide itu muncul dari pengetahuan yang serampangan tentang Baitul Maqdis. Solusi yang sejati bukan dua negara, melainkan one state solution. Baitul Maqdis adalah amanat perjuangan yang tidak boleh ditawar,” jelasnya.
Lebih jauh, Fahmi menekankan pentingnya waspada terhadap strategi ideologis Zionisme.
“Zionisme bekerja tidak hanya menjajah tanah, tetapi juga melakukan genosida akidah dengan mengerahkan media. Mereka ingin melemahkan pemahaman kita tentang Al-Aqsha agar umat Islam terjebak dalam narasi yang menyesatkan,” paparnya.
Menurutnya, Gaza adalah simbol ribath terbaik, yakni garis depan perlawanan.
“Kalau mereka berjuang dengan jiwa dan raganya, maka bagian kita di sini adalah menyebarkan ilmu pengetahuan yang benar tentang Al-Aqsha. Karena kemerdekaan dimulai dari gerakan edukasi,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Arifin Nugroho menekankan dimensi spiritual perjuangan Palestina. Ia menyatakan bahwa syahidnya rakyat Palestina adalah bukti kedekatan mereka dengan surga.
“Saudara-saudara kita gugur di Gaza mempertahankan Baitul Maqdis adalah para ahli surga. Mereka memiliki privilege, yakni mengajak lainnya masuk surga. Maka semoga dengan doa dan kepedulian kita, kita pun menjadi bagian dari penghuni surga,” ujarnya.
Arifin juga menekankan bahwa keberadaan kantor cabang baru Amal dengan motto Rumah Edukasi Amal Palestina akan memperkuat peran edukasi publik.
“Gerakan damai perlu dijalankan, tetapi pembebasan Palestina membutuhkan strategi sistematis dan kolosal melalui pendidikan yang berkesinambungan,” katanya.
Pembina Yayasan Amal, Drs. Achmad Setiyaji, dalam kesempatan itu menggarisbawahi komitmen lembaga melalui tagline Jauh Dekat Kita Bantu.
“Amal hadir untuk meneguhkan kerja-kerja kebaikan secara universal tanpa memandang suku, ras, dan agama,” ucapnya.
Ketua Kantor Amal Jabodetabek, Muhammad Ilham Aznun, S.Pd., turut menjelaskan kiprah Amal sejak berdiri pada 2017.
“Kami mengembangkan program kemanusiaan yang meliputi dakwah, sosialisasi isu kepalestinaan, kebencanaan nasional, serta penyaluran bantuan untuk Palestina maupun Indonesia,” paparnya.
Ilham menambahkan, peresmian kantor cabang Amal Jabodetabek tidak hanya menandai ekspansi kelembagaan, tetapi juga menjadi momentum meneguhkan peran ilmu pengetahuan sebagai pilar perjuangan kemerdekaan Palestina.
Sebagai penutup, acara diwarnai pembacaan syair Palestina oleh Syaikh Hasan Thalib Az Zurayqi serta Deklarasi Ulama & Dai untuk Dakwah dan Kemanusiaan Palestina.
Lima butir deklarasi itu menegaskan dukungan penuh kepada rakyat Palestina, penggunaan mimbar dakwah untuk pembelaan Al-Aqsha, serta seruan doa dan persatuan umat.


